Sifat dan Contoh Subsequent Events

Konten [Tampil]

Sifat dan contoh subsequent events menjadi hal perlu menjadi pertimbangan dalam memberikan opini audit terhadap laporan keuangan. Tanggungjawab auditor terhadap subsequent events biasanya akan muncul dalam catatan atas laporan keuangan apabila peristiwa setelah tanggal laporan keuangan tidak memerlukan jurnal penyesuaian.

Apa perbedaan antara subsequent event dan periode subsequent event terletak pada jangka waktu diperkenankannya penerbitan laporan audit independen. Perbedaan subsequent payment dan subsequent collection sebaiknya menjadi pertimbangan dalam pengakuan adanya pembayaran setelah tanggal laporan keuangan dan penerimaan kas setelah tanggal laporan keuangan.

Dampak subsequent event terhadap laporan keuangan tentunya memerlukan adanya penyesuaian dan harus diungkapkan dalam laporan audit independen. Pertanyaan tentang Pemeriksaan Subsequent Events dan Penyelesaian Pemeriksaan akan berguna sebagai sarana untuk membuktikan tidak adanya indikasi manajemen laba oleh klien.

Sifat dan Contoh Subsequent Events


Sifat dan Contoh Subsequent Events

Sifat dan contoh subsequent events akan berguna untuk membedakan antara peristiwa setelah periode pelaporan dan tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit. Adapun periode subsequent event adalah diantara tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit dan peristiwa setelah periode pelaporan keuangan.

Peristiwa Yang Memberikan Bukti Atas Suatu Kondisi Yang Telah Terjadi Pada Akhir Periode Pelaporan

Peristiwa yang memberikan bukti atas suatu kondisi yang telah terjadi pada akhir periode pelaporan tentunya harus mempertimbangkan bukti audit yang diperoleh seperti penerimaan kas dan pembayaran kas. Akuntan publik dapat melakukan scanning terhadap buku pengeluaran kas dalam rangka pelunasan hutang yang telah jatuh tempo.

Peristiwa yang memberikan bukti atas suatu kondisi yang telah terjadi pada akhir periode pelaporan tentunya memerlukan kegiatan vouching untuk menentukan adanya liabilitas dan beban tahun berjalan telah dicatat oleh perusahaan pada periode yang sesuai.

Adanya kemungkinan piutang tak tertagih dan barang dalam perjalanan yang belum dicatat oleh perusahaan menjadikan adanya salah saji material dalam laporan keuangan. Peristiwa setelah tanggal pelaporan keuangan memerlukan bukti yang cukup untuk memastikan pembayaran dan penagihan sesuai periodenya.

Peristiwa Yang Mengindikasikan Timbulnya Kondisi Setelah Periode Pelaporan

Peristiwa yang mengindikasikan timbulnya kondisi setelah periode pelaporan tentunya tidak memerlukan penyesuaian sebab memang kejadian tersebut diperuntukan periode akuntansi selanjutnya. Klien tidak perlu menyusun laporan keuangan dengan prinsip kelangsungan usaha apabila pada tahun berikutnya memutuskan untuk mengakhiri bisnis atau likuidasi.

Peristiwa yang mengindikasikan timbulnya kondisi setelah periode pelaporan dapat menjadi alasan bagi persekutuan untuk mengakhiri kerjasamanya. Perbedaan antara subsequent payment dan subsequent collection adalah proses pembayaran kas dan penagihan kas setelah tanggal laporan posisi keuangan perusahaan.

Seluruh rincian rapat direksi dan dewan komisaris menjadi bukti audit yang dapat disimpan sebagai permanent file. Laporan keuangan interim menjadi alat untuk mengevaluasi dan membandingkan kinerja perusahaan dimasa lalu dan dimasa depan.

Baca Juga: Sanksi bagi PKP yang Tidak Membuat Faktur Pajak dan Menerbitkan Faktur Pajak

Perbedaan Subsequent Collection dan Subsequent Payment

Perbedaan subsequent collection dan subsequent payment harus diperiksa untuk memastikan pendapatan dan biaya tahun berjalan. Kertas kerja pemeriksaan pengeluaran kas dan penerimaan kas sebagai metode untuk memeriksa indikasi kecurangan yang dilakukan klien seperti windows dressing dan manajemen laba.

Subsequent collection adalah pembayaran setelah tanggal laporan posisi keuangan sampai mendekati tanggal selesainya audit field work. Biasanya, prosedur audit yang digunakan untuk memeriksa transaksi ini adalah pemeriksaan hutang dan biaya yang masih harus dibayar.

Subsequent payment adalah transaksi penerimaan kas setelah tanggal laporan posisi keuangan sampai berakhirnya pemeriksaan lapangan oleh auditor. Transaksi ini tidak memerlukan jurnal penyesuaian karena dianggap sebagai transaksi pembayaran hutang untuk periode di masa depan.

Baca Juga: Contoh Audit Hutang Jangka Panjang dan Pembahasannya

Dampak Subsequent Event Terhadap Laporan Keuangan

Dampak subsequent event terhadap laporan keuangan akan terasa ketika adanya jurnal penyesuaian yang diberikan oleh auditor. Opini audit wajar tanpa pengecualian dapat ditambahkan paragraf penjelas ketika adanya indikasi perusahaan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya dimasa depan.

Dampak subsequent event terhadap laporan keuangan berakibat pada pemberikan opini audi terhadap laporan keuangan klien. Alasan perlu dilakukannya audit terhadap laporan keuangan untuk mendeteksi salah saji yang disengaja dan tidak disengaja oleh manajemen perusahaan.

Dampak subsequent event terhadap laporan keuangan akan bergantung pada penggunaan prinsip keberlangsungan usaha (going concern). Prosedur pemeriksaan subsequent events dapat digunakan untuk memastikan adanya bukti penerimaan kas dan bukti pengeluaran kas pada akhir tahun perusahaan.

Baca Juga: Contoh Soal dan Jawaban Audit Pemeriksaan Ekuitas Perseroan Terbatas

Demikianlah sifat dan contoh subsequent event semoga dapat membantu memahami tentang prosedur audit dan tujuan pemeriksaan subsequent event dan penyelesaian pemeriksaan.

0 Response to "Sifat dan Contoh Subsequent Events"

Post a Comment

Saya mengundang Anda untuk Berdiskusi

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel