Kur Syariah: Pengertian, Karakteristik dan Cara Mengajukan

Konten [Tampil]

Memiliki modal usaha seringkali menjadi tantangan terbesar bagi pelaku UMKM. Terutama bila Anda pebisnis yang menekankan prinsip syariah dalam setiap transaksi. Untungnya, pemerintah melalui program kur syariah hadir menawarkan solusi pembiayaan modal usaha tanpa unsur riba. Produk ini dirancang khusus bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah yang memerlukan dukungan modal sesuai tuntunan Islam.

Artikel ini akan membahas secara tuntas: apa itu kur syariah, siapa yang layak mengajukannya, bagaimana cara kerjanya, serta langkah-langkah praktis untuk mengakses pembiayaan ini. Tulisan yang dikembangkan ini tidak hanya memperluas topik dari artikel asli, tetapi juga menyajikan insight baru, ulasan mendalam, dan perspektif segar yang lebih kaya serta bernilai tambah bagi pembaca.

Dengan struktur jelas dan narasi memikat, artikel ini kami hadirkan agar Anda semakin memahami potensi kur syariah, serta termotivasi untuk mengajukan jika saat ini tengah merintis atau mengembangkan usaha berbasis syariah. Simak dengan saksama dan rasakan manfaatnya secara langsung!

Kur Syariah: Pengertian, Karakteristik dan Cara Mengajukan

Apa Itu Kur Syariah dan Mengapa Penting?

Kur syariah adalah varian dari Kredit Usaha Rakyat yang dijalankan sesuai prinsip syariah, bebas dari riba. Artinya, model pembiayaan ini tidak menerapkan bunga, melainkan menggunakan margin yang telah distandarisasi—biasanya sekitar 6% per tahun—sesuai Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI. Karena prinsipnya sesuai syariah, produk ini menjadi pilihan utama bagi pelaku usaha yang ingin modal usahanya berkah dan barakah.

Secara mekanisme, kur syariah menggunakan akad-akad syariah seperti murabahah (jual beli margin), ijarah (sewa), dan musyarakah mutanaqishah (kemitraan dengan kepemilikan bertahap). Berbeda dengan bunga, margin ini sudah disepakati sejak awal, sehingga tidak ada unsur fluktuasi bunga yang sering dirasa memberatkan pada pinjaman konvensional.

Kur syariah difokuskan untuk pembiayaan UMKM—baik modal kerja maupun investasi—dengan plafon yang beragam. Program ini juga diperluas hingga plafon cukup besar, namun tetap menjaga prinsip syariah dan tanpa riba. Dengan demikian, program kur syariah tidak hanya inklusif dan berkeadilan, tetapi juga memberikan peluang tumbuh berkelanjutan bagi usaha kecil rakyat.

Baca Juga: Contoh Pertanyaan Saat Kunjungan Pinjaman Bank

Karakteristik Kur Syariah yang Membuatnya Istimewa

Beberapa ciri khas kur syariah yang membedakannya dari pembiayaan konvensional antara lain: tanpa bunga, margin tetap standar (sekitar 6%), dan tanpa agunan untuk plafon pembiayaan hingga Rp50 juta. Hal ini membuka akses permodalan bagi banyak pelaku UMKM yang belum memiliki aset agunan.

Produk kur syariah mengutamakan prinsip kesesuaian usaha yang halal, adil, dan produktif sesuai syariah. Akadnya dijalankan sesuai fatwa DSN MUI, sehingga produk ini tidak hanya aman secara finansial, tetapi juga aman dari sisi keagamaan. Misalnya, akad murabahah digunakan untuk permodalan pembelian barang, sementara musyarakah mutanaqishah digunakan untuk kepemilikan aset secara bertahap.

Selain itu, tenor angsuran di kur syariah dibuat fleksibel sesuai dengan kebutuhan usaha, ada tenor reguler dan irregular. Untuk usaha kecil plafon di bawah Rp50 juta, tenor kerja berkisar 3–5 tahun, sedangkan tenor irregular maksimal 15–24 bulan sesuai periode panen atau siklus usaha. Semua ini dirancang untuk mendukung kelancaran aktivitas usaha tanpa tekanan cicilan yang memberatkan.

Baca Juga: Layanan Pinjaman Bank

Segmentasi Plafon Kur Syariah: Pilihan Sesuai Skala Usaha

Kur syariah dibagi menjadi tiga segmen plafon pembiayaan, yang disesuaikan dengan kebutuhan modal dan profil usaha:

Plafon hingga Rp10 Juta

Segmen ini ideal untuk usaha baru atau masih dalam tahap awal (di bawah 6 bulan). Modal kerja atau investasi hingga Rp10 juta bisa diperoleh tanpa agunan, dengan margin sekitar 6% per tahun. Tenor reguler tiga tahun untuk modal kerja dan lima tahun untuk investasi. Tenor irregular hingga 24 bulan atau maksimal 15 bulan (untuk siklus panen).

Plafon Rp10-Rp50 Juta

Untuk usaha berjalan minimal enam bulan. Porsi modal kerja dan investasi tetap memperoleh margin 6% tanpa agunan, dengan tenor reguler tiga hingga lima tahun dan opsi irregular sama seperti segmen sebelumnya.

Plafon Rp50-Juta hingga Rp500 Juta

Diperuntukkan bagi pelaku usaha skala menengah yang sudah berjalan minimal enam bulan. Dibutuhkan jaminan seperti BPKB, SHM, SHGB, atau AJB. Margin tetap 6%, tenor reguler hingga 4–5 tahun, dan tenor irregular maksimal 15–24 bulan.

Perbedaan utama tiap segmen selain plafon adalah syarat agunan dan jangka waktu angsuran, yang semuanya disesuaikan dengan kondisi usaha agar lebih inklusif dan tepat guna.

Baca Juga: Apa itu BI Checking

Langkah Praktis Mengajukan Kur Syariah

Kunjungi Bank atau Unit Syariah

Awali proses pengajuan kur syariah dengan mendatangi cabang bank syariah atau unit syariah dari bank konvensional, contohnya OCBC NISP Syariah, BRI Syariah, atau BSI Syariah. Seringkali bank mengadakan sosialisasi terbuka dan pelatihan wirausaha untuk mendampingi pelaku UMKM.

Siapkan Dokumen Penting

Dokumen standar meliputi formulir pengajuan, KTP pemohon + pasangan, kartu keluarga, akta nikah/kawin/harta, NPWP, legalitas usaha seperti SIUP/TDP/NIB, akta perusahaan jika badan usaha, serta rekening koran atau tabungan 6 bulan terakhir. Untuk plafon besar, siapkan juga sertifikat tanah atau jaminan lainnya.

Proses Berdasarkan Akad

Setelah dokumen lengkap, bank akan menawarkan akad yang cocok: murabahah bagi pembelian barang, ijarah untuk sewa modal usaha, atau musyarakah mutanaqishah untuk kepemilikan aset bersama. Setelah akad disepakati, dilakukan verifikasi dan BI checking. Proses ini bisa cepat (beberapa hari) atau memakan waktu hingga 2–4 minggu tergantung kondisi cabang. Jika disetujui, dana langsung dicairkan ke rekening tujuan.

Baca Juga: Cara Mendapatkan Pinjaman Bank dengan Mudah

Keuntungan & Tantangan Menggunakan Kur Syariah

Keuntungan

Tanpa riba

Margin telah ditentukan sejak awal, bebas dari bunga.

Akses luas

Non-agunan untuk plafon kecil hingga Rp50 juta, membantu banyak pelaku usaha baru.

Tenor fleksibel

Ada pilihan tenor reguler dan irregular sesuai siklus bisnis.

Keberkahan usaha

Transaksi sesuai syariat, cocok untuk pelaku yang menjaga prinsip halal.

Baca Juga:

Tantangan

Proses verifikasi

Kadang memakan waktu lebih lama dibanding pinjaman konvensional; BI checking dan survei jaminan bisa jadi hambatan.

Syarat administrasi

Meski lengkap, pelaporan keuangan dan kelengkapan dokumen bisa membebani pelaku usaha mikro yang belum terbiasa.

Limit plafon

Non-agunan hanya hingga Rp50 juta; plafon lebih besar memerlukan jaminan properti.

Baca Juga: Cara Memperoleh Sertifikat Tanah Gratis

Tips Agar Pengajuan Kur Syariah Lebih Lancar

  1. Lengkapi dokumen, secara teliti sebelum datang ke bank. Pastikan semua lampiran seperti KTP, KK, legalitas usaha, dan laporan keuangan ringkas tersedia dan mudah dibaca.
  2. Ikuti pelatihan atau pendampingan, banyak bank syariah menyelenggarakan workshop gratis untuk calon debitur, memperbesar peluang disetujui.
  3. Bangun hubungan dengan marketing, berpenampilan dan bersikap profesional saat bertemu petugas bank dapat mempercepat proses pengajuan.
  4. Tanyakan timeline, proses dapat bervariasi mengingat antrian dan kuota cabang; menanyakan estimasi waktu pengajuan dapat membantu persiapan cashflow .
  5. Manfaatkan tenor irregular, jika usaha tidak menentu siklus kasnya: tenor ini membantu menyesuaikan pembayaran dengan waktu panen atau pemasukan musa.

Baca Juga: Perbedaan KUR dan KPR

Kesimpulan

Secara ringkas, kur syariah merupakan solusi pembiayaan usaha yang halal, aman, dan adil, terutama bagi pelaku UMKM yang ingin modal tanpa membahayakan keuangan religiusnya. Dengan tiga segmen plafon, fleksibilitas tenor, dan akad sesuai fatwa MUI, produk ini sangat tepat diaplikasikan dalam pemberdayaan usaha rakyat.

Jika saat ini Anda sedang membangun atau mengembangkan usaha baik sebagai pedagang kecil, pengusaha baru, petani skala mikro, atau sektor lain berbasis halal mohon pertimbangkan kur syariah sebagai salah satu opsi. Datanglah ke cabang bank syariah terdekat, siapkan dokumen, ikuti pelatihan, dan lakukan pengajuan dengan yakin. Semoga usaha Anda segera mendapatkan modal yang barakah, dan berkembang jadi inspirasi banyak orang!

0 Response to "Kur Syariah: Pengertian, Karakteristik dan Cara Mengajukan"

Post a Comment

Saya mengundang Anda untuk Berdiskusi

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel