Rasio Perputaran Persediaan : Pengertian dan Contoh Soal

Konten [Tampil]

Setiap bisnis yang mengelola barang dagangannya pasti akrab dengan istilah rasio perputaran persediaan. Tapi, kenapa metrik ini sering disebut sebagai penentu efisiensi operasional? Karena:

  1. Mengukur seberapa cepat stok berubah jadi uang – semakin tinggi rasionya, semakin cepat perusahaan menjual dan mengisi ulang barangnya.
  2. Menunjukkan kesehatan keuangan dan kelancaran arus kas – rasio tinggi mengindikasikan perusahaan tidak mengikat modal terlalu lama di gudang.
  3. Menuntun strategi bisnis yang lebih baik – keputusan seperti “harus pesan barang lagi?” atau “ada diskon untuk stok lama?” dipengaruhi hasil rasio ini.

Dengan memahami rasio perputaran persediaan, sebuah bisnis dapat menghindari dua masalah utama: kelebihan stok (overstock) atau kekurangan stok (stockout), yang keduanya bisa berakibat fatal mulai dari biaya penyimpanan tinggi hingga hilangnya potensi penjualan.

Rasio Perputaran Persediaan  Pengertian dan Contoh Soal

Rumus, Komponen, dan Cara Membaca Angkanya

Rumus Utama

Formula standar untuk menghitung rasio perputaran persediaan adalah:

Rasio Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan (HPP atau COGS) ÷ Persediaan Rata‑rata

Adapun penjelasannya

* COGS bisa Anda dapat dari laporan laba-rugi.

* Persediaan rata‑rata dihitung dengan menjumlahkan nilai persediaan awal dan akhir periode, lalu dibagi dua.

Contoh:

Misal perusahaan punya COGS Rp 600 juta, persediaan awal Rp 80 juta, persediaan akhir Rp 120 juta.

Rata-rata persediaan = (80 + 120) / 2 = Rp 100 juta
Maka rasio = 600 ÷ 100 = 6 kali per tahun

Artinya, persediaan habis terjual dan diganti sebanyak 6 kali satu tahun.

Melihat Days Inventory Outstanding (DIO)

Supaya lebih terasa, kita ubah rasio menjadi waktu:

DIO = 365 ÷ Rasio Perputaran Persediaan, Dengan contoh di atas: 365 ÷ 6 ≈ 60,8 hari

Jadi, setiap 60 hari persediaan terjual habis—angka ini penting untuk merencanakan pembelian barang kembali.

Interpretasi Angka

  1. Rasio tinggi (7–10+) ideal untuk barang bergerak cepat (FMCG, makanan, minuman), mencerminkan penjualan stabil dan cashflow sehat.
  2. Rasio rendah (di bawah 3–4) bisa jadi tanda penjualan lemah atau stok numpuk, menyebabkan biaya penyimpanan besar.
  3. Rasio terlalu tinggi juga berisiko, bisa berarti stok terlalu sedikit hingga rawan kehabisan barang.

Perbandingan industri sangat krusial. Rasio tinggi mungkin bagus untuk satu sektor, tapi buruk di sektor lainnya.

Baca Juga: Pengertian Rasio Solvabilitas

Strategi Praktis Tingkatkan Rasio Perputaran Persediaan

Terapkan Sistem Just-In-Time (JIT)

Dengan metode JIT, stok di gudang minimal dan hanya datang saat dibutuhkan. Ini menekan biaya penyimpanan dan barang kadaluarsa ([hashmicro.com][7], [docs.familiarize.com][8]). Kuncinya? Kolaborasi erat dengan pemasok dan peramalan permintaan akurat.

Gunakan Perangkat Lunak Inventaris & Analitik

Misalnya: kledo membahas pentingnya rumus dan kalkulasi inventory turnover secara systematic untuk insight bisnis. Manfaatnya: stok terus optimal, arus kas tidak terganggu, dan keputusan pembelian lebih cepat.

Optimasi Peramalan dan Audit Stok

Analisis data historis + tren pasar = lebih akurat dalam meramalkan kebutuhan. Audit berkala mendeteksi stok lama yang harus digerakkan.

Perbaiki Rantai Pasokan

Komunikasi intens dengan pemasok agar pasokan datang tepat waktu sesuai permintaan. Gunakan strategi supply chain berbasis permintaan (demand-driven) agar fleksibel terhadap perubahan pasar .

Baca Juga:

Memadukan Rasio Perputaran Persediaan dalam Manajemen Bisnis Modern

Lokasi Keputusan: Marketing + Produksi + Keuangan

Rasio ini adalah dashboard utama untuk departemen marketing yaitu kalau rasio rendah maka lebih agresif dalam promosi atau bundling. Departemen produksi yaitu impulse order kalau stok menipis atau overstock. Departemen keuangan yaitu mengelola arus kas dan menghindari risiko modal terikat di gudang terlalu lama.

Teknologi: ERP & Cloud Accounting

Software seperti Accurate maupun plugin manajemen stok di kledo terintegrasi langsung dengan data keuangan dan penjualan. Semua metrik up-to-date, termasuk rasio perputaran persediaan.

Benchmarking & Pelaporan Berkala

Menghitung rasio ini bulanan, kuartalan, atau tahunan, tergantung kebutuhan bisnis. Bandingkan dengan rata-rata industri sejenis untuk mengetahui posisi kompetitif Anda.

Misalnya:

  1. Ritel makanan cepat saji: idealnya > 8–10 kali per tahun
  2. Toko furniture: 3–5 kali per tahun masih wajar.

Baca Juga: Pengertian Rasio Likuiditas

Kesimpulan

  1. Hitung dulu Rumus: COGS ÷ rata-rata persediaan.
  2. Pahami konteks rasio Anda dengan membandingkan industri sejenis.
  3. Terapkan sistem JIT, gunakan software seperti Kledo, Accurate, HashMicro, iReap.
  4. Audit dan evaluasi rutin: pantau barang lama, prediksi tren, dan lakukan diskon bila perlu.
  5. Kolaborasi antar departemen agar strategi pemasaran, pembelian, dan keuangan aligned.

Dengan strategi dan tools yang tepat, rasio perputaran persediaan bukan hanya angka statistik—melainkan alat strategis untuk menjaga arus kas, keuntungan, dan daya saing bisnis Anda.

Baca Juga: Pengertian Perusahaan Jasa

Semoga artikel ini bermanfaat dan menjadi acuan strategis yang komprehensif untuk membantu Anda memaksimalkan pengelolaan rasio perputaran persediaan agar bisnis terus berkembang!

0 Response to "Rasio Perputaran Persediaan : Pengertian dan Contoh Soal"

Post a Comment

Saya mengundang Anda untuk Berdiskusi

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel